Monday, August 26, 2013

SEJARAH BERDIRINYA SMPN 1 SRENGAT
Pada Zaman Belanda, sekola yang ada di daerah Kawedanan Srengat hanya Volkschool atau sekolah Rakyat. Sekolah ini terdiri atas dua tingkatan, yaitu Sekolah Desa dengan masa pendidikan selama tiga tahun dan sekolah Ongko 2 dengan masa pendidikan selama 2 tahun. Kemudian, pada zaman jepang, sekolah desa dan sekolah Ongko 2 dilebur menjadi sekolah rakyat dengan masa pendidikan selama enam tahun.
Pada masa pasca kemerdekaan RI, pemerintah masih meneruskan sistem pendidikan yang dibentuk oleh Jepang, yaitu sekolah rakyat dengan masa pendidikan selama enam tahun. Hal ini berlangsung sampai tahun 1960-an. Pada saat itu sekolah menengah tingkat pertama belum ada, sehingga para siswa lulusan sekolah rakyat yang akan melanjutkan pendidikannya harus pergi ke kota. Keadaan ini membuat para tokoh masyarakat dan masyarakat Kawedanan srengat tergerak hatinya untuk mendirikan sekolah tingkat lanjutan, yaitu SMP.
Berdasarkan inisiatif Wedana Srengat yang saat itu dijabat oleh bapak Sukirman, para tokoh masyarakat seluruh Kawedanan Srengat berkumpul untuk bermusyawarah dalam rangka mendirikan SMP Srengat yang sangat didambakan. Para tokoh tersebut adalah:
1.      Dari kalangan Pangreh Projo
a.       Bapak Sukirman (Wedana Srengat)
b.      Tri Tunggal Srengat:
·         Bapak Asisten wedana Srengat
·         Bapak Tjipto Hartono ( Komandan Distrik Kepolisian Srengat)
·         Bapak Talbi (komandan CODM Srengat)
c.       Asisten Wedana Ponggok dan Udanawu
d.      Kepala Desa seluruh Kawedanan Srengat, yaitu Kecamatan Srengat, Kecamatan Ponggok, dan Kecamatan Udanawu
2.      Dari kalangan tokoh msyarakat
a.       Bapak Marni (penilik sekolah)
b.      Bapak H. Makhali
c.       Bapak H. Romli
d.      Bapak H. Ma’shum
e.       Dan lain-lain
Musyawarah tersebut menghasilkan sebuah keputusan, yaitu mendirikan SMP Negeri di Kawedanan Srengat. Tanah yang dipilih adalah tanah milik H. Ma’shum karena letaknya yang strategis. Sedangkan pendanaan pembangunan fisik/gedung diperoleh dari warga masyarakat seluruh Kawedanan Srengat dengan cara masing-masing menyetor sebutir kelapa setiap pohon yang sudah produktif.
Selanjutnya, berdirilah bangunan SMP Negeri Srengat dengan spesifikasi ruangan sebagai berikut
1.      1 ruang tata usaha yang terletak paling selatan
2.      1 ruang kepala sekolah yang terletak di sebelah utara ruang tata usaha
3.      10 ruang kelas yang terletak di sebelah utara ruang kepala sekolah. Tujuh ruang kelas menghadap ke barat dan tiga ruang kelas menghadap ke selatan
4.      1 deret tempat sepeda yang terletak di belakang ruang kelas yang menghadap ke barat
5.      1 sumur yang terletak di utara tempat sepeda
6.      1 kamar mandi
7.      4 kamar kecil
8.      1 tempat ganti pakaian (nomor 6, 7, dan 8 di sebelah timur tempat sepeda)
9.      1 gudang yang terletak di sebelah timur tempat ganti pakaian
Sedangkan secara institusi, SMP Negeri 1 Srengat merupakan leburan dari SGB IV Blitar dengan jumlah personil tujuh orang yang terdiri dari:
1.      Dari SGB IV Blitar:
a.       Bapak TB Tjipta Harsaja (kepala Sekolah)
b.      Bapak Soetarto (almarhum)
c.       Bapak Soewandi (Tulung Agung)
d.      Bapak Toekiran (Kandat)
e.       Bapak Warono (Pesuruh)
2.      Dari SGB 1 Blitar:
a.       Bapak Soepardjo (Srengat)
b.      Bapak Soedjoko (Semarang)
Akhirnya, berdirilah SMP Negeri 1 Srengat pada hari Kamis Legi, 18 Agustus 1960 dengan lambang Cikal Kelapa (Tunas Kelapa).
                                                       
Lambang ini dipilih dengan alasan sebagai berikut.
1.      Untuk mengabadikan proses pembangunan SMP Negeri Srengat yang dibangun menggunakan dana hasil setoran buah kelapa oleh masyarakat Kawedanan Srengat.
2.      Untuk mengingat falsafah Cikal Kelapa (Tunas Kelapa), yaitu:
a.       Kulit luar Kelapa yang beraneka warna (hijau, merah, kuning), melambangkan kebhinekaan warga masyarakat Kawedanan Srengat.
b.      Sabut Kelapa, melambangkan jalinan kerja sama warga masyarakat Kawedanan Srengat yang sangat baik dan harmonis.
c.       Tempurung Kelapa, melambangkan tekad kuat dan kemauan keras warga masyarakat Kawedanan Srengat.
d.      Daging buah Kelapa yang berwarna putih, melambangkan niat yang bersih, tulus, dan suci.
e.       Air kelapa, melambangkan sumber kehidupan, yaitu ilmu yang bermanfaat.
f.       Tunas Kelapa, melambangkan siswa SMPN 1 Srengat yang telah menyerap ilmu dan tumbuh berkembang di masyarakat.
Lambang Cikal Kelapa (Tunas Kelapa) ini secara keseluruhan memiliki makna, “Walaupun masyarakat Kawedanan Srengat terdiri dari berbagai latar belakang sosial, namun tetap mampu menjalin kerjasama yang harmonis dengan dilandasi tekad kuat dan kemauan keras untuk Melaksanakan sebuah niat suci, yaitu mendirikan tempat pendidikan bagi anak-anak agar mereka dapat menimba ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi agama, nusa, bangsa, dan kehidupannya.”

                                                                             Srengat, 18 Agustus 2010
                                                                                         Penulis
                                                                                                           

                                                                                 (Alm) Djamzuri Azmy
                                                                 (Alumni dan Mantan Guru  SMPN 1 Srengat)